Bulan April dan Mei ini, kita mendengar kabar bahwa gelombang panas melanda di India, dengan suhu harian yang dapat mencapai 49 derajat Celcius. Sebuah situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya pada sejarah India.
India juga telah membukukan rekor 7 hari berturut turut di atas 40 C pada ibukotanya New Delhi.
Fenomena gelombang panas ini dikatakan oleh para ilmuwan sebagai salah satu dampak perubahan iklim yang drastis. Dan panas yang amat sangat mengakibatkan berbagai masalah di India antara lain menyusutnya hasil panen gandum, meningkatnya frekuensi pemadaman listrik karena jaringan listrik tidak sanggup menahan panas dan juga beban AC yang meningkat dan juga berkurangnya waktu kerja di luar bagi para pekerja kasar. Berdasarkan report dari CNN, gelombang panas kali ini menurunkan hasil panen gandum sebanyak 5 kuintal per hektar. Gelombang panas juga menyebabkan banyak orang mengalami heat stress, di mana tubuhnya tidak lagi dapat mengatur suhu, dan ini adalah situasi yang cukup berbahaya.
Kita di Indonesia, yang relatif beruntung tidak mengalami gelombang panas ini, tetap harus waspada pada dampak perubahan iklim yang meluas ini. Walaupun kita jarang menghadapi cuaca panas ekstrim, rata-rata suhu kota-kota di Indonesia sudah naik sejak 1960, dan akan terus naik seiring dengan pemakaian energi kita yang meningkat.
Kami di Lumina percaya, bahwa sebagai salah satu negara dengan cadangan daya energi terbarukan terbesar di dunia, Indonesia masih jauh dari pengembangan potensi tenaga listrik ini, khususnya pada energi tenaga surya. Kami dan ATW Solar, partner strategis kami aktif bekerja untuk mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih baik melalui energi terbarukan, dan kami sudah membuat berbagai terobosan pembiayaan untuk menjangkau produk panel surya kami.
Apabila anda adalah perusahaan atau pabrik dengan penggunaan daya terpasang lebih dari 500 kVA dan mempunyai luas atap yang baik, hubungi kami untuk mencari tahu tentang program solar leasing tanpa DP bersama Lumina dan ATW Solar.